Lazada Philippines

Saturday, 30 August 2014

Keluarga Tanpa Lengan Yang Bahagia

Ketika wanita lain berjuang untuk cantik, Linda Bannon berbeda. Sehari-hari, ia masih harus berkutat dengan kesulitan untuk melakukan hal sepele seperti memasak dan menyisir rambut. Jelas saja, ia lahir tanpa kedua lengan.
Wanita 35 tahun itu terkena sindrom langka Holt-Oram. Sindrom itu memengaruhi pertumbuhan tulang dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun, itu tak membuat Linda frustrasi. Beruntung, orangtuanya menerima.
Linda dibesarkan secara normal. Ia pernah mendapatkan lengan palsu, namun keluarganya justru merasa tidak nyaman. Pada usia 12 tahun, lengan itu ditanggalkan.
Linda kembali hidup tanpa lengan, dan belajar melakukan segala hal dengan kedua kakinya. Ia bisa menggunakan sendok-garpu, merias diri, bahkan menjahit. Linda menuturkan, ia memang menjadi olok-olok di sekolah. Namun, ia punya segelintir kawan dan keluarga yang terus mendukungnya. Setelah lulus, Linda menjadi guru untuk sebuah sekolah dasar.
Ia kemudian bertemu suaminya, Richard, di sasana kebugaran saat berusia 24 tahun. Tahun 2004, mereka menikah dan memutuskan tidak menunda untuk memiliki momongan. Namun, masalah tidak berhenti menimpa Linda. Saat USG kehamilan, ia mendapati janinnya juga memiliki sindrom Holt-Oram.
“Tapi kami benar-benar ingin memiliki sebuah keluarga,” ungkapnya. Saat buah hati yang diberinya nama Timmy lahir, ia harus lebih dahulu dirawat intensif selama dua bulan. Sebab, jantung Timmy diketahui bermasalah. Melalui operasi, ia dinyatakan sembuh.
Sejak itu, Linda fokus menjadi ibu yang baik untuk putranya. Ia membuat Timmy menolak disebut cacat. Diajarkannya semua yang bisa ia lakukan dengan kaki, kepada anak semata wayangnya itu. Kini, Timmy telah berusia sembilan tahun.
Ia seperti anak normal: bisa sikat gigi, berenang, bermain video game, bahkan mengikuti taekwondo. “Dia sangat positif dan membanggakan,” komentar Linda. Setelah Timmy, Linda berencana tidak menambah anak lagi karena tak tahan melihat mereka harus menderita dengan kondisi jantung bermasalah saat lahir. Ia memilih mendedikasikan diri jadi motivator.
Linda ingin membantu orang lain dengan cacat serupa, agar bersemangat dalam hidup. “Meski cacat, Anda bisa hidup normal. Tak ada alasan bagi Timmy untuk tak punya istri. Selama dia bahagia, itu yang penting,” Linda menuturkan, seperti dikutip dari laman Daily Mail.

Friday, 15 August 2014

Bidadari Di Tengah Hujan Lebat

Ditengah hujan lebat di Suzhou China, Seorang lelaki tua peminta sedekah yang lumpuh kakinya bergerak perlahan dengan kereta kayu kecil, nampak tidak berdaya bergelut di dalam hujan lebat untuk menyelamatkan diri. Hingga seketika seorang gadis cantik yang membawa payung bergegas berlari menerobos hujan lebat untuk memberi perlindungan dengan memayungi si pengemis tua dari kebasahan. Walaupun payung itu sendiri sebenarnya tidak cukup untuk melindungi si pengemis dari kebasahan, Namun gadis itu tetap tak beranjak dari sampingnya meski ia sendiripun juga kebasahan, sementara orang-orang disekitarnya nampak hanya memperhatikan  si gadis. Sungguh adegan tersebut adalah adegan paling indah yang terjadi saat hujan lebat itu. 
Pertama kali di unggah oleh seorang Netizen China bernama FengNiao yg menangkap moment indah dan mengharukan tersebut dengan kameranya, menurut keterangan FengNiao, setelah si gadis memberikan perlindungan kepada si pengemis dengan payungnya, Ia langsung berlari pulang. Meski Harian Lokal sempat menyebarkan sayembara melalui sms untuk mengetahui identitas si Gadis, sampai sekarang tidak ada yg benar-benar tahu nama Gadis itu.
Tidak penting sudah seberapa sering Post ini kita baca atau pernah lihat, tapi lihatlah Nilai kebaikan yg ditanam oleh si Gadis. Seperti sebuah komentar dalam situs sumber. "Terima Kasih Bidadari yg berhati mulia, apa yang kau angkat bukanlah sebuah payung, tapi sepotong harapan bagi semua orang yang terjebak dalam hujan badai, Semoga semua orang yang berada di tingkat terendah masyarakat ketika terjebak di tengah hujan badai memiliki payung seperti milikmu" 
Semoga bermanfaat!!

Monday, 4 August 2014

Buku Tabungan Perkawinan


“Buku tabungan perkawinan” diberikan oleh ibu kepadaku pada hari perkawinanku.

Pada waktu itu, saya sangka buku tabungan ini berisi banyak uang, tapi saat kubuka ternyata di dalamnya hanya berisi 1.000 dolar.

Aku menatap ibu dengan pandangan kecewa, tapi ibu malah tersenyum padaku dan berkata: “Ini adalah buku tabungan perkawinan yang secara khusus dibuatkan untuk kalian, nanti jika kalian bertemu dengan hari yang pantas diperingati, kalian boleh menabungkan sejumlah uang ke dalamnya, tunggu sampai saat kalian tua, maka di dalamnya selain ada uang, juga tersimpan kebahagiaan yang tiada batas.”

Pada waktu itu, aku tidak sependapat dengan pandangan ibu, tapi suamiku malah mengingatnya baik-baik di dalam hati.

Tidak lama setelah menikah, suamiku terlebih dahulu menabung sebanyak dua kali, masing-masing sebanyak 500 dolar, sekali karena dia mendapatkan promosi jabatan, sekali lagi karena aku keluar rumah sakit setelah menjalani operasi.

Saat itu aku menertawainya sebagai kurang kerjaan, padahal sesungguhnya hatiku merasa bahagia sekali, sebab dia menganggap kesehatanku sebagai suatu hal yang membahagiakannya.

Tak lama kemudian, aku pun hamil. Kali ini, aku menabungkan 2.000 dolar ke dalamnya.

Namun segera kemudian, kami mulai memiliki pertengkaran dan saling mengabaikan; kebahagiaan saat anak kami lahir hanya bertahan sejenak, popok yang dicuci tak habis-habisnya dan susu yang tak ada habisnya dibeli, semakin memperburuk hubungan kami.

Buku tabungan perkawinan itu sepertinya telah terlupakan dan tersimpan di sudut laci meja tanpa pernah tersentuh lagi, angka tabungan di dalamnya juga tidak pernah bertambah lagi.

Ketika kami mulai ribut untuk bercerai, ibu mengatakan: “Kalian habiskan dulu uang yang ada dalam buku tabungan kalian, baru kemudian bercerai! Walau pun jumlah uangnya tidak banyak, tapi itu adalah harta bersama dari kalian berdua.”

Dari itu, untuk pertama kalinya aku menarik uang sebanyak 1.000 dolar, namun ketika aku meninggalkan pusat perbelanjaan dengan menenteng beberapa potong pakaian yang telah lama kuinginkan, aku ternyata masuk kembali ke pusat perbelanjaan dan mengatakan kepada wanita penjualnya: “Maaf! Aku tidak jadi membeli pakaian ini, harap anda bisa mengembalikan uang belanjaku tadi.”

Mungkin situasinya sangat memalukan, tapi yang teringat dalam otakku hanyalah asal uang 1.000 dolar dalam buku tabungan perkawinan ini.

Suamiku adalah seorang pria pemalu, tapi dia pernah berteriak keras “I love you” di jalanan, untuk itu aku menabung 100 dolar; dia ingat akan hari ulang tahunku, ukuran sepatuku, passwordku dan hal yang paling kutakuti, aku menabungkan 300 dolar pada hari ulang tahunku; dia bersikap sopan pada wanita, juga menjaga jarak dengan wanita lain, tidak memberikan kesempatan kepada bawahan wanita yang diam-diam mencintainya, aku menabung 500 dolar untuk ini.

Wah! Ternyata di dalam 1.000 dolar ini terdapat begitu banyak akumulasi kebahagiaan, kemudian ketika aku melihat pada uang 20.000 dolar lebih di dalam buku tabungan perkawinan ini, mataku mendadak terasa sedikit basah.

Malam hari ketika pulang ke rumah, aku menyerahkan buku tabungan kepada suamiku dan berkata: “Harap segera habiskan uang tabungan ini, setelah habis, kita boleh bercerai.”

Malam berikutnya, dia menyerahkan buku tabungan kembali ke tanganku, ketika kubuka ternyata uang tabungan malah bertambah 1.000 dolar.

Dia mengatakan: “Setiap dolar di dalamnya menyimpan proses perjalanan yang pernah kita lalui, untuk pertama kalinya aku menemukan bahwa ternyata aku begitu mencintaimu, jadi aku kembali menabungkan 1.000 dolar ke dalamnya.”

Sejak itu, hubungan kami kembali mesra seperti semula.

Perkataan ibu sungguh benar, dia membuatkan sebuah rekening untuk kami atas nama cinta, semua kegembiraan, kebahagiaan dan romantisme antara kami suami istri dimasukkan ke bank.

Dengan adanya buku tabungan perkawinan yang mengakumulasikan hari demi hari dan bulan demi bulan, bahkan perkawinan yang paling miskin sekali pun, juga tidak perlu takut kehabisan dana.

Sumber