Lazada Philippines

Sunday, 30 December 2012

Satu Orang Yang Memberi Harapan Pada Banyak Orang


Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa bumi besar dan tsunami melanda wilayah timur laut Jepang, Menyapu hanyut segalanya dan menghancurkan kampung halaman dan juga rumah milik Kenichi Kurosawa. Ia adalah pemilik perusahaan pipa saluran air yang terkenal di daerah tersebut.

Ketika tsunami melanda tepat setelah gempa bumi, Ia berpegang pada sebatang pohon pinus dan selamat. Pada malam yang gelap tanpa cahaya bulan tersebut, salju turun terus dan Ia bertahan melewati malam yang dingin membeku diantara puing bangunan yang hancur.

Saat fajar dan air mulai surut, Kurosawa mulai mencari istrinya Kayoko. Ia terus tergelincir dan terjatuh dalam lumpur yang hitam. Matanya penuh dengan air mata frustrasi saat mencari istrinya dan akhirnya menemukannya masih hidup.

Sepuluh hari kemudian, Kurosawa pergi mencari barang-barang miliknya di tempat rumahnya berdiri dulu. Sebuah gagang hitam yang sudah tidak asing terlihat dibawah puing-puing. Ia menemukan bor yang sudah lama digunakannya dalam pekerjaan sebagai tukang pipa, kotaknya pecah dan isinya penuh dengan lumpur. Kurosawa memegang bor tersebut dengan penuh emosi mendalam dan membersihkan lumpurnya.

Sejak gempa bumi, Ia sudah bertempur melawan perasaan tidak berdaya di dalam hatinya, namun dengan bor di tangan, Ia merasa seolah-olah harapan telah mulai terbit dari bawah tumpukan puing-puing.

Tidak ingin dihancurkan oleh perasaan tidak berdaya, Ia memutuskan untuk membuat sebuah papan tanda yang besar sebagai bukti tekadnya untuk kembali bangkit. Dua orang teman Kurosawa membantunya mengumpulkan papan-papan sisa dengan beberapa skrup yang mereka temukan di reruntuhan. Dengan doa tulus untuk rekonstruksi, mereka mulai melukis kata-kata “Ganbaro! Ishinomaki!” (Ayo kita terus maju! Ishinomaki!).

11 April tepat satu bulan setelah hari yang fatal itu, papan tanda berukuran 1,8 m x 10 m tersebut dapat terlihat di kota yang telah hancur itu, berdiri diatas reruntuhan rumahnya.  Kurosawa berpikir, semua orang bergulat dengan rasa putus asa, kesedihan dan ketidakberdayaan. Jika papan yang dibuatnya bsa membantu meski hanya satu orang untuk merasakan secercah harapan, Ia akan merasa gembira.

Sepanjang tahun, banyak orang telah menyatakan rasa terima kasih mereka atas papan tanda tersebut, mereka benar-benar tersemangati olehnya dan telah memberikan mereka keberanian untuk terus maju. Sejumlah Koran di seluruh negeri mencetak foto dari papan tanda tersebut, yang telah menjadi simbol dari semangat tidak terkalahkan dari Ishinomaki. Kurosawa menyadari bahwa selama masa-masa sulit, sangatlah penting bahwa kita mengambil satu langkah maju. Ia bertekad mengubah penderitaan menjadi kekuatan.

Saturday, 29 December 2012

Fleming Dan Churcill Yang Saling Berkaitan

Ada seorang yang bernama Hugh Fleming, dia adalah seorang petani di Sunderland (Inggris) yang sangat miskin. Pada suatu hari, di saat dia sedang bekerja mencari nafkah seperti biasanya, sayup- sayup terdengar teriakan minta tolong di sekitar rawa. Segera ia berlari ke arah suara tersebut dan mendapati seorang bocah kecil terperosok ke dalam genangan lumpur sampai di pinggangnya  Anak lelaki tersebut sangat panik dan gugup, meronta-ronta sambil berteriak, mencoba untuk melepaskan diri dari kemalangan tersebut. Dengan sekuat tenaga, Fleming mencoba menyelamatkan anak ini dari ujung kematian yang menegangkan.
 Pada hari berikutnya, sebuah kereta kuda yang mewah berhenti di depan rumah Fleming, kemudian seseorang yang berpakaian parlente seperti kaum bangsawan turun dari kereta tersebut. Dia lalu memperkenalkan dirinya dengan mengatakan bahwa dirinya adalah ayah dari anak lelaki yang diselamatkan olehnya. "Tujuanku datang ke sini adalah untuk membalas budi baikmu. Aku ingin memberimu uang," kata si priayi itu. Fleming kemudian mengatakan bahwa menolong orang adalah suatu hal yang sudah selayaknya dilakukan, dan ia tidak bisa menerima uangnya hanya dikarenakan telah menyelamatkan anaknya. Fleming menolak pemberian uang dari bangsawan tersebut. Dan tepat di saat itu, anak Fleming muncul dari pintu kecil pondok tersebut, lalu priayi itu bertanya, "Apakah ini anakmu?" "Ya", jawab Fleming merasa bangga sebagai seorang ayah.
Lalu bangsawan itu berkata, begini saja, biarkanlah anakmu ikut denganku, aku akan membiayainya untuk mendapatkan sebuah pendidikan yang layak. Jika anakmu begitu bersemangat berjuang seperti ayahnya, maka pada suatu hari nanti dia akan tumbuh menjadi seseorang yang akan membuat kau merasa sangat bangga. Dan begitulah masalahnya telah disepakati, bersamaan dengan berlalunya waktu, anak Fleming telah menamatkan pendidikannya dari lembaga ilmu kedokteran St. Maria di London, Inggris. Melalui ketekunan dirinya, dia kemudian mendapat gelar Sir Alexander Fleming yang terkenal di dunia kedokteran, dan beliaulah yang menemukan penisilin, obat yang telah menyelamatkan banyak nyawa saat Perang Dunia II. Penisilin berjasa dalam menekan jumlah kematian akibat infeksi yang disebabkan luka terbuka yang tak mendapat perawatan
Setelah sekian tahun kemudian, anak bangsawan itu menderita penyakit radang paru-paru, di mana penyakit tersebut waktu itu merupakan suatu penyakit yang belum ada obatnya, penisilin yang ditemukan oleh anak Fleming-lah yang telah menyembuhkan penyakitnya. Apakah Anda mengetahui nama dari bangsawan itu? Dia adalah Rudolf A. Churcill yang terhormat itu, lantas siapa nama anaknya itu? Dia adalah mantan PM Inggris yang terhormat, Winston Churcill. Perbuatan baik memang akan berbuah manis, walau kita tak tahu kapan bisa mendapat manfaat atau imbalan dari perbuatan baik yang kita buat. Jadi, jangan ragu untuk berbuat baik, ya.

Friday, 28 December 2012

Kisah Manusia Kapal


Perang Vietnam, adalah sebuah perang yang terjadi tahun 1957 hingga 1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dingin antara dua kubu ideologi besar, yakni Komunis dan Liberal.

Dua kubu yang saling berperang adalah Republik Vietnam (Vietnam Selatan) pihak Liberal bersekutu dengan Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina. sedangkan Republik Demokratik Vietnam (Vietnam Utara) bersekutu dengan Uni Soviet dan Tiongkok yang merupakan negara komunis. 

Perang ini mengakibatkan eksodus besar-besaran warga Vietnam ke negara lain, Pengungsian besar-besaran ini mendapat sorotan dunia. Dunia mengenal para pengungsi tersebut dengan sebutan ‘manusia kapal’ karena saat itu kebanyakan memilih jalur laut dan menggunakan perahu kayu untuk mencari suaka kenegara lain. Selama berbulan-bulan mereka terombang-ambing di perairan Cina Selatan tanpa tujuan yang pasti. Banyak korban berjatuhan di tengah perjalanan. Hingga akhirnya mereka terdampar di beberapa tempat, salah satunya Indonesia. 

Badan PBB yang mengurus persoalan pengungsi, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), dan juga pemerintah Indonesia turut membantu mereka. Di Indonesia, para manusia kapal ada yang ke pulau Kuku di Kepulauan Anambas dan Pulau Galang di Batam. 

Pulau Galang yang masuk daerah Otonomi Kota Batam, hingga kini masih menyimpan jejak pengungsian yang memilukan tersebut. Pemerintah Indonesia menjadikan Pulau Galang sebagai tempat penampungan sementara bagi lebih dari 250.000 pengungsi. Di area seluas 80 hektare tersebut, UNHCR dan pemerintah membangun berbagai fasilitas, mulai dari barak, rumah sakit, sekolah, PMI, dan tempat ibadah guna menunjang kelangsungan hidup para pengungsi. Tapi mereka dilarang berinteraksi dengan penduduk setempat. Keberadaan mereka dikonsentrasikan di satu area untuk mempermudah pengawasan, serta untuk mencegah penyebaran penyakit seperti penyakit kelamin 'Vietnam Rose' yang kemungkinan diderita oleh pengungsi.

Pada 1996, pengungsi mengikuti seleksi untuk mendapat kewarganegaraan di berbagai negara, terutamanya Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Barat lainnya. Sementara pengungsi yang tidak lolos dipulangkan kembali ke Vietnam. Namun, mereka menolak dan sengaja menghancurkan kapal-kapal agar tak dipulangkan.

Bila Anda ingin mengunjungi 'Kampung Vietnam' (kini lebih dikenal oleh warga sekitar dengan nama tersebut) mungkin masih dapat melihat beberapa monumen dan sisa peninggalan di lokasi pengungsian. Saat memasuki pulau, pengunjung akan melihat Patung Kemanusiaan atau Taman Humanity. Patung ini dibangun untuk mengenang peristiwa tragis yang terjadi di tempat tersebut, yaitu seorang pengungsi perempuan yang bernama Tinh Han Loai bunuh diri karena tak kuat menanggung malu usai diperkosa oleh sesama pengungsi.

Di tempat tersebut terdapat bekas kantor UNHCR yang menyimpan foto-foto kehidupan pengungsi, terdapat foto-foto wajah pengungsi yang pernah tinggal di pulau ini. Kini gedung tersebut telah beralih fungsi menjadi pusat informasi bagi para pengunjung. Masih ada beberapa peninggalan di tempat tersebut sekarang seperti Komplek Pemakaman Ngha-Trang, beberapa perahu yang dulu digunakan untuk eksodus dan Vihara Quan Am Tu, gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, gereja Protestan, dan mushola. 

Bagaimana nasib para pengungsi tersebut sekarang? Setelah melewati berbagai bahaya, rintangan dan kesulitan untuk bertahan hidup, apakah sekarang mereka sudah hidup bahagia? Apakah anda tahu bagaimana keadaan mereka sekarang? Silahkan berbagi disini.

Thursday, 27 December 2012

1.426 Hari Mengunjungi 201 Negara Tanpa Penerbangan


Seorang pria berkebangsaan Inggris mengatakan telah menghabiskan 1.426 hari untuk mengunjungi ke semua 201 negara berdaulat di seluruh dunia tanpa melakukan penerbangan.

Graham Hughes, 33 tahun, mencapai prestasi tersebut ketika ia tiba di Sudan Selatan, sebuah negara yang belum ada ketika ia memulainya dari Uruguay tanggal 1 Januari 2009 lalu. Hughes yang berasal dari Liverpool menghabiskan 203 minggu atau hampir empat tahun untuk menyelesaikan apa yang ia mulai.

Hughes mengatakan keempat paspornya telah terisi penuh pada saat ia mengunjungi ke semua 193 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), serta Taiwan, Vatican City, wilayah Palestina, Kosovo dan Sahara Barat.

Perjalanannya termasuk "empat hari melintasi laut terbuka dengan perahu kayu bocor untuk mencapai Cape Verde", tetapi ia juga "dipenjarakan selama seminggu di Kongo dan ditangkap ketika mencoba untuk menyelinap ke Rusia.

Guinness World Records mengatakan perjalanan Hughes ​​adalah rekor karena ia melakukannya tanpa melakukan penerbangan.

"Perasaan utama hari ini adalah sangat bersyukur karena setiap orang di seluruh dunia yang membantu saya sampai di sini, dengan memberikan tumpangan, membiarkan saya tidur di sofa mereka atau  menunjukkan saya arah yang benar," kata Hughes. "Ada saat-saat, duduk di sebuah stasiun bus di Kamboja pada suatu pagi, naik beberapa truk mengerikan di atas jalanan yang buruk, ketika aku berpikir, mengapa aku mau melakukan ini. Tapi selalu ada alasan untuk meneruskannya?."

Ingin 'Like' Graham Hughes di Facebook? Klik disini

Wednesday, 26 December 2012

Nenek Tua Dan Kucing Putih


Sembilan tahun lalu, fotografer Jepang Miyoko Ihara mulai memotret hubungan antara neneknya dan kucing putih bermata aneh. Misao neneknya Miyoko menemukan kucing yang terlantar di gudang di atas tanahnya dan sejak itu pasangan ini hampir tidak pernah berpisah.

Misao memberi nama kucing putih "Fukumaru" dia berharap "Dewa Fuku (keberuntungan) datang dan semuanya akan diperhalus seperti maru (lingkaran)".

Fukumaru selalu dalam bayangan Misao, apakah dia sedang bertani tanahnya, sedang mandi, makan maupun tidur. Sekarang hampir satu dekade kemudian persahabatan dan petualangan mereka telah didokumentasikan oleh Miyoko dalam sebuah buku foto yang disebut "Misao the Big Mama and Fukumaru the Cat" (Misao si Mama Besar dan Fukumaru si kucing)

Fotografer yang berusia 30 tahun tersebut mengatakan: "Nenek saya dan kucingnya selalu bersama meskipun dia berusia 88 tahun, dia masih pergi ke ladang setiap hari dan Fukumaru selalu menemani dirinya.

"Pendengaran Nenek telah menjadi lemah dan Fukumaru juga telah cacat pendengaran. Mereka selalu melihat ke mata satu sama lain dan merasa kehangatan satu sama lain."

Pasangan ini telah menjadi semakin populer di Jepang dengan buku terlaris yang terbang dari rak dan menjadi sensasi di seluruh dunia.

Menjelaskan inspirasi di balik foto serinya, Miyoko mengatakan: "Fukumaru begitu bahagia dan puas di samping nenek saya Ketika saya mengambil gambar mereka berdua bersama-sama, itu seperti aku sedang memotret diriku sebagai seorang gadis kecil."


Foto pertama dari Fukumaru dan Misao, diambil ketika ia menemukan anak kucing tersebut pada tahun 2003.







Tuesday, 25 December 2012

Kisah Cinta Yang Menyentuh

Salah satu kisah nyata cinta kasih sepasang kekasih dalam kehidupan yang sangat menyentuh. Taylor Morris dan Danielle Kelly memiliki ikatan yang menakjubkan yang mengilhami kita untuk benar-benar menjalani hidup ini. Taylor dan Danielle sudah saling kenal sejak SMA. Mereka bertemu beberapa tahun lalu pada saat pekerjaan musim panas di sebuah ladang jagung.

Taylor bergabung dengan US NAVY setelah ia selesai sekolah dan akhirnya menjadi anggota dari EOD, tentara kelas sangat elit yang bertanggung jawab untuk menjinakkan peledak sebelum pasukan utama masuk ke suatu daerah. Tapi semuanya berubah pada tanggal 3 Mei 2012, Taylor menginjak IED (alat peledak buatan) saat bertugas di Afghanistan. Danielle yang mendengar berita tersebut segera datang. Dia tidak beranjak dari sisi kekasihnya sejak saat itu. Kemudian Danielle sering membawa Taylor di punggungnya dan bersama dengannya pada hampir setiap kesembuhannya.

Saat pemulihan dari ledakan bom di Afghanistan, Taylor Morris memutuskan untuk mendokumentasikan perjalanannya di foto untuk teman-teman dan keluarganya. Foto yang menggambarkan sebuah kisah cinta yang sangat mengharukan, foto diambil oleh Tim Dodd, seorang teman baik dari pasangan tersebut :













Untuk kisah dan foto yang lebih banyak, kunjungi : Taylor-Morris