Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa bumi besar dan tsunami melanda
wilayah timur laut Jepang, Menyapu hanyut segalanya dan menghancurkan kampung
halaman dan juga rumah milik Kenichi Kurosawa. Ia adalah pemilik perusahaan
pipa saluran air yang terkenal di daerah tersebut.
Ketika tsunami melanda tepat setelah gempa bumi, Ia
berpegang pada sebatang pohon pinus dan selamat. Pada malam yang gelap tanpa
cahaya bulan tersebut, salju turun terus
dan Ia bertahan melewati malam yang dingin membeku diantara puing bangunan yang
hancur.
Saat fajar dan air mulai surut, Kurosawa mulai mencari
istrinya Kayoko. Ia terus tergelincir dan terjatuh dalam lumpur yang hitam.
Matanya penuh dengan air mata frustrasi saat mencari istrinya dan akhirnya
menemukannya masih hidup.
Sepuluh hari kemudian, Kurosawa pergi mencari barang-barang
miliknya di tempat rumahnya berdiri dulu. Sebuah gagang hitam yang sudah tidak
asing terlihat dibawah puing-puing. Ia menemukan bor yang sudah lama
digunakannya dalam pekerjaan sebagai tukang pipa, kotaknya pecah dan isinya
penuh dengan lumpur. Kurosawa memegang bor tersebut dengan penuh emosi mendalam
dan membersihkan lumpurnya.
Sejak gempa bumi, Ia sudah bertempur melawan perasaan tidak
berdaya di dalam hatinya, namun dengan bor di tangan, Ia merasa seolah-olah
harapan telah mulai terbit dari bawah tumpukan puing-puing.
Tidak ingin dihancurkan oleh perasaan tidak berdaya, Ia
memutuskan untuk membuat sebuah papan tanda yang besar sebagai bukti tekadnya
untuk kembali bangkit. Dua orang teman Kurosawa membantunya mengumpulkan
papan-papan sisa dengan beberapa skrup yang mereka temukan di reruntuhan. Dengan
doa tulus untuk rekonstruksi, mereka mulai melukis kata-kata “Ganbaro!
Ishinomaki!” (Ayo kita terus maju! Ishinomaki!).
11 April tepat satu bulan setelah hari yang fatal itu, papan
tanda berukuran 1,8 m x 10 m tersebut dapat terlihat di kota yang telah hancur
itu, berdiri diatas reruntuhan rumahnya.
Kurosawa berpikir, semua orang bergulat dengan rasa putus asa, kesedihan
dan ketidakberdayaan. Jika papan yang dibuatnya bsa membantu meski hanya satu
orang untuk merasakan secercah harapan, Ia akan merasa gembira.
Sepanjang tahun, banyak orang telah menyatakan rasa terima kasih
mereka atas papan tanda tersebut, mereka benar-benar tersemangati olehnya dan
telah memberikan mereka keberanian untuk terus maju. Sejumlah Koran di seluruh
negeri mencetak foto dari papan tanda tersebut, yang telah menjadi simbol dari
semangat tidak terkalahkan dari Ishinomaki. Kurosawa menyadari bahwa selama masa-masa
sulit, sangatlah penting bahwa kita mengambil satu langkah maju. Ia bertekad
mengubah penderitaan menjadi kekuatan.